"Suren Aja!" Dari Kesel di MLBB Sampai Paham Makna Menyerah
Dulu, kalau main Mobile Legends (MLBB), saya paling anti sama yang namanya nyerah. Apalagi kalau ada teman mabar (red: sebut saja si Bunga), yang dikit-dikit inisiasi buat surrender. Beuh, rasanya pengen saya teriakin, "Woi anj..! Base turret belum ancur, jangan nyerah!". Saya tipe yang percaya, comeback is real, Bro! Dan emang nggak jarang kejadian tuh, kita bisa membalikkan keadaan.
Tapi, ya, namanya juga hidup. Ada kalanya kita belajar hal baru dari tempat yang nggak disangka-sangka. Termasuk dari omongan si Bunga itu. Dulu dia pernah nyeletuk, "Menyerah itu juga salah satu bentuk perjuangan, tau." Awalnya saya cuekin, soalnya kayak alay banget gak sih? Tapi belakangan ini, entah kenapa, kata-kata itu kok nempel banget di kepala. Saya jadi mikir, jangan-jangan ada benarnya juga ya? Mungkin memang ada saatnya kita sadar kalau pantang menyerah doang nggak cukup buat bikin kita berhasil.
Terus, "Menyerah" Itu Sebenarnya Apa Sih?
Setelah saya renungkan dan mungkin sedikit Browse-Browse (hehe), ternyata menyerah itu nggak melulu soal hal buruk lho. Seriusan! Buat saya, menyerah itu adalah ketika kita dengan sadar memutuskan buat berhenti ngejar sesuatu. Bukan karena tiba-tiba jadi pemalas atau ogah berjuang, tapi karena kita udah mikir matang-matang, udah evaluasi, atau mungkin kondisinya emang udah nggak memungkinkan lagi buat lanjut. Jadi, ini bukan soal lari dari tanggung jawab, tapi lebih ke menerima kenyataan dan memilih jalan lain. Itu juga perjuangan, kan? Perjuangan untuk menerima.
Nggak Apa-Apa Juga Kok Kalau Gagal (Seriusan Deh!)
Satu hal lagi yang perlu kita ingat bareng-bareng: nggak semua orang di dunia ini wajib hukumnya buat selalu sukses dan berhasil di setiap percobaan. Gagal itu bagian dari paket kehidupan, cuy. Kayak main MLBB, kadang menang, kadang kalah, kadang ketemu tim yang el-toxicontol d 'ark system (nah, lho!). Yang penting, kita belajar dari kegagalan itu. Kita boleh kok gagal, dan percaya deh, dunia nggak akan langsung kiamat, muncul ya'juj ma'juj, turun dajjal cuma gara-gara kita menyerah pada satu hal. Santai saja, hidup terus berjalan.
Nah, Ini Nih Pertanyaan Besarnya: Kapan Dong Waktu yang Tepat Buat Menyerah?
Ini dia nih bagian yang paling tricky. Kalau di draft awal, tadinya saya nulis "Kapan? ya sekarang lah. hahahaha :))" – itu sih ngasal aja biar cepat kelar (maafkeun!). Tapi kalau dipikirin serius, ada beberapa momen di mana menyerah itu justru jadi pilihan yang bijak:
- Saat Perjuanganmu Malah Bikin Boncos: Maksudnya, ketika apa yang kamu korbankan (waktu, tenaga, emosi, bahkan mungkin uang) udah nggak sebanding lagi sama hasil yang mungkin kamu dapat. Kalau terus-terusan nombok tapi nggak ada progres signifikan, mungkin saatnya evaluasi.
- Saat Kamu Sudah Mencoba Segala Cara yang Masuk Akal: Udah coba strategi A, B, C sampai balik ke AA, AB, AC sampai ke BA, BB, BC (anjir, ini kapan selesainya). Intinya, udahcoba segala cara, udah minta saran sana-sini, tapi tetap mentok? Mungkin emang jalannya bukan di situ.
- Saat Tujuan Awal Udah Nggak Relevan Lagi: Kadang, seiring berjalannya waktu, prioritas atau keinginan kita bisa berubah. Kalau tujuan yang dulu kamu kejar mati-matian sekarang udah nggak "plok" lagi sama dirimu yang sekarang, nggak ada salahnya buat let it go..... let it go......
- Saat Kesehatan (Fisik atau Mental) Jadi Taruhannya: Ini penting banget! Kalau ngejar sesuatu sampai bikin kamu sakit-sakitan, stres berat, atau bahkan depresi, please, berhenti sejenak. Nggak ada kesuksesan yang sebanding dengan kesehatanmu.
- Saat Kamu Sadar Itu Bukan "Medan Perangmu": Kadang kita ngotot di satu hal padahal mungkin bakat atau passion kita sebenarnya di tempat lain. Mengenali kekuatan dan kelemahan diri itu juga penting buat tahu kapan harus lanjut, kapan harus serong, eh, belok.
Intinya sih, menyerah yang "benar" itu butuh kesadaran dan evaluasi diri, bukan keputusan impulsif karena lagi capek atau emosi sesaat. Itu beda tipis sama putus asa, tapi dampaknya bisa jauh berbeda.
Gimana? Tertarik untuk menyerah sekarang juga? Ayo....! waokwaokwaokwao..